Teh Hitam dan Teh Hijau

Perbedaan Teh Hitam dan Teh Hijau

Penelitian yang dilakukan oleh ahli gizi, Dr. Carrie Ruxton, menyatakan sama seperti teh hijau, teh hitam mampu mengurangi risiko kanker, stroke, diabetes, atau kerusakan gigi. “Penelitian ini telah melihat kesamaan manfaat dari kedua jenis teh. Keduanya dapat meningkatkan fungsi pembuluh darah yang secara signifikan mengurangi risiko stroke,” katanya, seperti dilansir DailyMail.
Penelitian ini diterbitkan dalam Journal Network Health Dieticians. Dalam tulisannya, Ruxton menyimpulkan teh hitam dan teh hijau berasal dari tanaman Camellia sinesis dan memiliki senyawa yang sama, serta menawarkan manfaat kesehatan yang sama.

Pada tahun 2011, kesimpulan dari 17 penelitian yang telah dilakukan menyatakan, risiko serangan jantung pada orang yang minum tiga cangkir teh hitam setiap hari 11% lebih rendah daripada mereka yang tidak minum.
Dr. Catherine Hood dari Tea Advisory Panel mengatakan, “Teh hitam semakin menunjukkan manfaat kesehatan lebih besar. Teh hitam adalah teh hijau baru bagi yang sudah tahu itu.”

Khasiat dan Manfaat Teh

Tanaman Teh Hijau dan Teh Hitam
teh hijau dan teh hitam dipetik dari tanaman teh yang disebut Camellia sinensis. Teh hitam umumnya lebih menggugah selera dan lebih banyak mengandung kafein ketimbang teh yang tak teroksidasi (teh hijau).

Teh hijau dan teh hitam dipetik dari tanaman teh yang disebut Camellia sinensis. Teh hitam umumnya lebih menggugah selera dan lebih banyak mengandung kafein ketimbang teh yang tak teroksidasi (teh hijau).
Meski begitu, kandungan kafein pada teh hitam sangatlah rendah dan baik untuk sirkulasi. Selain kafein, teh hitam juga mengandung fluorida yang baik untuk kesehatan mulut dan tulang.

Teh Hitam dan Teh Hijau

Berbeda dari teh hijau, pada teh hitam tidak ada kandungan antioksidan, karena hilang saat proses pembuatan. Namun teh hitam punya khasiat membantu melawan bakteri dan juga memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Minum secangkir teh hitam dapat membantu melembabkan kulit dan menyeimbangkan tingkat hormon (mencegah timbulnya stres). Bahkan, teh hitam juga berfungsi sebagai anti-inflamasi, membantu mengatasi gangguan pencernaan, menyeimbangkan tingkat kolesterol sehingga mengurangi risiko stroke.

Pengolahan Teh

Teh Hitam ( Black Tea )
1. Proses Pelayuan
Menggunakan kotak untuk melayukan daun (Whithering trought), merupakan kotak yang diberikan kipas untuk menghembuskan angin ke dalam kotak.
Pembalikan pucuk 2 – 3 kali untuk meratakan proses pelayuan.
2. Proses Penggilingan Bertujuan untuk memecah sel-sel daun, agar proses fermentasi dapat berlangsung secara merata.

3. Proses Pengeringan Menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier) & Fluid bed drier.

Kadar air produk yang dihasilkan 3 – 5 %
Teh Oolong ( Oolong Tea )
Teh tersebut adalah gabungan teh hitam dan teh hijau. Teh tersebut difermentasi dengan cepat, sesudah dan sebelum penggulungan. Warna daunnya setengah coklat. Proses pembuatan teh oolong ( teh semi fermentasi ):

  • Daun teh segar (kadar air 75 – 80 %)
  • Pelayuan dengan sinar matahari ( 90 menit )
  • Pelayuan dan pengayakan dalam ruangan (4-7 jam )
  • Pengeringan I dengan sistim Panning ( proses tersebut dilakukan dengan cara melewatkan daun pada lorong / silinder panas (suhu permukaan 300° – 350° C), dengan tujuan untuk menghambat proses oksidasi enzimatis.
  • Penggulungan ( 5-12 menit )
  • Pemotongan
  • Pengeringan II.

Teh Hijau ( Green Tea )

1. Proses Pelayuan
Setelah penerimaan pucuk dari kebun, daun teh ditebar & diaduk-aduk untuk mengurangi kandungan air yang terbawa pada daun.
Setelah itu daun teh dilayukan dengan melewatkan daun tersebut pada silinder panas ± sekitar 5 menit (sistim panning) atau dilewatkan beberapa saat pada uap panas bertekanan tinggi (sistim steaming), proses pelayuan ini bertujuan untuk mematikan aktivitas enzim sehingga akan menghambat timbulnya proses fermentasi.
Menurunkan kadar air menjadi sekitar 60 – 70 %.

2. Proses Pendinginan
Bertujuan untuk mendinginkan daun setelah melalui proses pelayuan.

3. Proses Penggulungan daun
Menggunakan mesin Jackson, bertujuan untuk memecah sel-sel daun sehingga teh yang dihasilkan akan mempunyai rasa yang lebih sepet.

Proses ini hampir sama dengan proses penggilingan pada proses pembuatan teh hitam, tetapi untuk proses pembuatan teh hijau daun yang dihasilkan sedapat mungkin tidak remuk / hanya tergulung, dan mempunyai rasa yang lebih sepet.
Proses penggulungan berkisar antara 15 – 30 menit.

4. Proses Pengeringan

  • Proses pengeringan yang pertama dilakukan adalah dengan menggunakan ECP drier, kemudian setelah itu langsung dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan rotary drier.
  • Proses pengeringan pertama akan menurunkan kadar air menjadi 30 – 35 %, dan akan memperpekat cairan sel.
  • Proses ini dilakukan pada suhu sekitar 110° – 135° C selama ± 30 menit.
  • Proses pengeringan kedua akan memperbaiki bentuk gulungan daun, suhu yang dipergunakan berkisar antara 70° – 95° C dengan waktu sekitar 60 – 90 menit.
  • Produk teh hijau yang dihasilkan mempunyai kadar air 4 – 6 %.

5. Proses sortasi

Proses ini bertujuan untuk mendapatkan teh hijau dengan berbagai kualitas mutu:
a. Peko (daun pucuk).
b. Jikeng (daun bawah / tua).
c. bubuk / kempring (remukan daun).
d. tulang.
Teh Wangi Melati (Jasmine Tea)

1. Proses Pengeringan I
Teh hijau dipanaskan dengan menggunakan mesin Rotary drier / Fluid bed drier pada suhu 90° – 125° C.
Proses penggosongan akan menghasilkan “Cou-cui” berwarna coklat kehitaman dengan kadar air 3 – 5 %
2. Pemilihan bunga
Dipilih bunga yang siap mekar & sedapat mungkin memperkecil penerimaan bunga “karuk” (kuncup bunga yang belum saatnya mekar), hal ini bertujuan agar proses pewangian dapat berlangsung dengan sempurna.
3. Proses pelembaban
Bertujuan untuk mempersiapkan teh agar dapat menerima aroma bunga secara maksimal.
Dilakukan penambahan air ± 20 %.
Proses pelembaban dilakukan pada pagi – siang hari, kemudian teh hasil pelembaban ditebar / dibeber membentuk suatu lapisan setebal ± 15 – 20 cm.
Setelah itu dilanjutkan dengan proses pewangian, dimana bunga melati dicampurkan.
4. Proses Pengeringan II
Menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier) dengan suhu berkisar antara 110° – 125° C selama 45 – 60 menit.
Kadar air produk yang dihasilkan berkisar antara 4 – 6 %.

Artikulli paraprakPerkebunan Kelapa Sawit
Artikulli tjetërMenekuni Meubel dan kerajinan dari Kayu