Pemilihan Bibit Padi Unggul dan Penanggulan Hama

Pemilihan Bibit Padi Unggul dan Penanggulan Hama

Bibit unggul adalah bibit tanaman atau hewan yang mempunyai sifat yang baik dari tanaman atau hewan yang sejenis lainnya. Sifat unggul pada tanaman memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Waktu berbuah atau produksinya cepat.
  2. Hasil produksinya banyak.
  3. Rasa buahnya atau rasa hasil produksinya enak.
  4. Tahan terhadap hama dan gulma serta penyakit.
  5. Tahan terhadap perubahan iklim dan kondisi tanah yang bervariasi.
  6. Pohonnya pendek.

Sifat unggul pada hewan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Tahan terhadap penyakit.
  2. Tahan terhadap perubahan iklim.
  3. Hasil produksinya berkualitas tinggi.

Tahukah anda bahwa bibit unggul dapat diperoleh dengan cara hibridisasi. Apa yang dimaksud dengan hibridisasi? Hibridisasi adalah mengawinkan dua jenis hewan atau tumbuhan yang berbeda varietas dan memiliki sifat-sifat unggul. Selain itu juga bisa didapat dengan cara mutasi gen dan inseminasi buatan (kawin suntik).

Pemilihan Bibit Padi Unggul dan Penanggulan Hama

Keuntungan mengembangbiakkan tanaman dan hewan dengan memperhatikan sifat unggul adalah sebagai berikut.

1. Dapat menghasilkan produk yang bermutu tinggi. Misalnya:

  • Menghasilkan produk susu yang bermutu tinggi dari sapi yang merupakan bibit unggul dari hasil penyilangan.
  • Daging yang berkualitas tinggi dari sapi Brahma dan ayam pedaging broiler.
  • Menghasilkan beras yang bermutu tinggi dari padi unggul, misalnya padi C, Gading, Centani, Remaja, dan padi unggul dari Philipina seperti PB 5, PB 8, dan PB 36.
  • Menghasilkan rambutan yang berbuah manis dan besar serta pohonnya rendah yang didapat dari hasil penyilangan.

2. Bisa menghemat biaya dan tenaga kerja, misalnya teknologi tanam benih langsung yang disebut TOT Tabela dengan menggunakan jenis padi Mamberomo dan Cibobas.
3. Dapat mempercepat produksi, misalnya padi unggul Mamberomo dan Cibobas yang masa panennya 2 minggu lebih cepat.
4. Tanaman dan hewan akan berumur panjang karena sifat unggulnya yang tahan terhadap penyakit dan iklim. Misalnya padi VUTW (Varietas unggul tahan wereng) dan padi IR 64.

Apa yang anda lakukan untuk menjaga supaya bibit unggul tidak kehilangan sifat-sifat keunggulannya? Anda dapat melakukan dan menjaga persilangan sesama galur murni supaya tidak terkontaminasi dengan varietas lain.

Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperature 19-27°C, memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22cm dan pH tanah 4-7(asam).

Pemilihan Bibit dan Pengolahan Tanah
Bibit unggul diperoleh dari koperasi daerah. Para petani harus menyiapkan dua lahan. Lahan pertama disediakan untuk menanam benih. Sebelumnya, lahan tersebut harus dibajak dan didiami selama 40 hari. Kemudian bibit ditebarkan dilahan pertama yang sudah dibajak. Setelah 40 hari, benih yang sudah tumbuh, dicabut dari lahan pertama lalu dipindahkan kelahan kedua. Jarak tanam adalah 25X20 cm.

Benih
Benih merupakan bentuk jadi dari bibit. Dengan jarak tanam 25X20cm per 1000 m² sawah membutuhkan 1,5-3kg. jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60gr/m². perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam adalah 3 : 100, atau 1000 m² sawah : 3,5m² pembibitan.

Perendaman Benih
Benih direndam POC NASA dan air, dosis 2cc/lt selama 6-12 jam. Tiriskan dan masukkan karung goni, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam menggunakan daun pisang atau dipendam di dalam tanah selama 1-2 malam hingga benih berkecambah serentak.

Pemeliharaan pembibitan atau penyemaian
Persemaian diari dengan berangsur sampai setinggi 3-5cm. setelah bibit berumur 7-10 hari dan 14-18 hari, dilakukan penyemprotan POC NASA dengan dosis 2 tutup/tangki.

Pemindahan benih
Bibit yang siap dipindah tanamkan kesawah berumur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhsn seragam, tidak terserang hama dan penyakit.

Pemupukan
Takaran pupuk untuk setiap lokasi berbeda, tergantung pada tipologi lahannya. Cara pemberian pupuk dengan cara disebar rata dipermukaan lahan. *keadaan air sawah pada saat memupuk harus macak-macak.

Berikut tips mengendalikan beberapa hama penting tanaman padi pada berbagai fase pertumbuhan :

A. Hama pada fase persemaian

Wereng Coklat (Nilaparvata lugens).

Hama ini dapat menyebabkan tanaman padi mati kering dan tampak seperti terbakar atau puso, serta dapat menularkan beberapa jenis penyakit. Tanaman padi yang rentan terserang wereng coklat adalah tanaman padi yang dipupuk dengan unsur N terlalu tinggi dan jarak tanam yang rapat merupakan kondisi yang disenangi wereng coklat. Beberapa varietas tertentu terutama ketan juga sangat rentan terhadap wereng. Pengendalian bisa dilakukan dengan penggunaan varietas tahan, pengurangan penggunaan pupuk N dan insektisida aplaud, mipcin, winder, konfidor, OBR, plenum dll

Wereng Hijau (Nephotettix virescens).

Hama wereng hijau merupakan hama penyebar (vector) virus tungro yang menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan padi yang rentan serangan wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan anakan maksimum, yaitu umur ± 30 hari setelah tanam. Sama seperti wereng coklat pengendalian wereng hijau bisa dilakukan dengan penggunaan varietas tahan, pengurangan penggunaan pupuk N dan insektisida aplaud, mipcin, winder, konfidor, OBR, plenum dll

Hama Putih Palsu (Chanaphalocrosis medinalis).

Hama putih palsu menyerang bagian daun tanaman padi, larva akan memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih. Tanda pertama adanya infestasi adalah kehadiran ngengat di sawah. Ngengat berwarna kuning coklat, pada bagian sayap depan ada tanda pita hitam sebanyak tiga buah yang garisnya lengkap atau terputus. Pada saat beristirahat, ngengat berbentuk segitiga. Pengendalian yang bisa dilakukan dengan pengeringan sawah selama 3 hari, atau penggunaan insektisida regent, buldok, decis, virtako dll
Tikus Sawah (Rattus argentiventer). Tikus merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar apabila tikus menyerang pada saat primodia. Tikus akan memotong titik tumbuh atau memotong pangkal batang untuk memakan bulir gabah.
Tikus menyerang pada malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah, pekarangan, semak atau gulma. Pengendalian dilakukan dengan cara menggunakan musuh alami (tyto alba, ular, garangan dll), umpan racun, jebakan, gropyokan, pengemposan dll

Keong Mas (Pomacea canaliculata).

Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya, menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. Waktu kritis untuk mengendalikan serangan keong mas adalah pada saat 10 hst atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah). Pengendalian dengan cara membuat parit disekeliling petak sawah lalu diberikan umpan daun-daunan dan menggunakan molusida baylucide, fatal, dll

B. Hama pada fase vegetatif

Penggerek Batang (Tryporiza sp.). Adalah hama yang menimbulkan kerusakan dan menurunkan hasil panen secara nyata. Serangan yang terjadi pada fase vegetatif, daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang. Pucuk tanaman padi yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut (gejala ini biasa disebut Sundep). Apabila serangan terjadi pada fase generatif, larva penggerek batang akan memakan pangkal batang tanaman padi tempat malai berada. Malai akan mati, berwarna abu-abu dan bulirnya kosong/hampa. Malai mudah dicabutdan pada pangkal batang terdapat bekas gerekan larva penggerek batang (gejala ini biasa disebut Beluk). Pengendalian bisa dilakukan sejak dipesemaian dan dipertanaman umur 15 hst, 30 hst dan 40 hst dengan menggunakan regent, virtako, spontan, manuver dll

Wereng Hijau (Nephotettix virescens).

Hama wereng hijau merupakan hama penyebar (vector) virus tungro yang menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan padi yang rentan serangan wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan anakan maksimum, yaitu umur ± 30 hari setelah tanam.
Hama Ganjur (Pachydiplosis oryzae). Stadia tanaman padi yang rentan terhadap serangan hama ganjur adalah mulai dipersemaian sampai pada pembentukan malai. Gejala serangan ganjur adalah daun padi akan menggulung seperti daun bawang, sehingga tanaman yang terserang tidak dapat menghasilkan malai. Pengendalian bisa dilakukan dengan menggunakan regent, winder, konfidor, virtako, spontan, manuver dll
Keong Mas (Pomacea canaliculata). Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya, menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. Waktu kritis untuk mengendalikan serangan keong mas adalah pada saat 10 hst atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah).

C. Hama pada fase generatif

Wereng Coklat (Nilaparvata lugens).

Hama ini dapat menyebabkan tanaman padi mati kering dan tampak seperti terbakar atau puso, serta dapat menularkan beberapa jenis penyakit. Tanaman padi yang rentan terserang wereng coklat adalah tanaman padi yang dipupuk dengan unsur N terlalu tinggi dan jarak tanam yang merupakan kondisi yang disenangi wereng coklat. Hama wereng coklat menyerang tanaman pada mulai dari pembibitan hingga fase masak susu. Gejala serangan adalah terdapatnya imago wereng coklat pada tanaman dan menghisap cairan tanaman pada pangkal batang, kemudian tanaman menjadi menguning dan mengering.

Wereng Hijau (Nephotettix virescens).

Hama wereng hijau merupakan hama penyebar (vector) virus tungro yang menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan padi yang rentan serangan wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan anakan maksimum, yaitu umur ± 30 hari setelah tanam. Gejala kerusakan yang ditimbulkan adalah tanaman kerdil, anakan berkurang, daun berubah menjadi kuning sampai kuning oranye.

Penggerek Batang (Tryporiza sp.). Adalah hama yang menimbulkan kerusakan dan menurunkan hasil panen secara nyata. Serangan yang terjadi pada fase vegetatif, daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang. Pucuk tanaman padi yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut (gejala ini biasa disebut Sundep).Apabila serangan terjadi pada fase generatif, larva penggerek batang akan memakan pangkal batang tanaman padi tempat malai berada. Malai akan mati, berwarna abu-abu dan bulirnya kosong/hampa. Malai mudah dicabutdan pada pangkal batang terdapat bekas gerekan larva penggerek batang (gejala ini biasa disebut Beluk).

Hama Ganjur (Pachydiplosis oryzae). Stadia tanaman padi yang rentan terhadap serangan hama ganjur adalah mulai dipersemaian sampai pada pembentukan malai. Gejala serangan ganjur adalah daun padi akan menggulung seperti daun bawang, sehingga tanaman yang terserang tidak dapat menghasilkan malai.

Ulat Grayak (Armyworm). Hama ulat grayak menyerang tanaman dengan memakan daun dan hanya meninggalkan tulang daun dan batang. Larva ulat grayak menyerang tanaman padi sejak di persemaian sampai fase pengisian. Serangan akan parah saat musim kemarau dan tanaman kekurangan air. Pengendalian dilakukan saat malam hari dengan menggunakan larvin, virtako, dipel, turex dll

Hama Putih Palsu (Chanaphalocrosis medinalis). Hama putih palsu menyerang bagian daun tanaman padi, larva akan memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih. Tanda pertama adanya infestasi adalah kehadiran ngengat di sawah. Ngengat berwarna kuning coklat, pada bagian sayap depan ada tanda pita hitam sebanyak tiga buah yang garisnya lengkap atau terputus. Pada saat beristirahat, ngengat berbentuk segitiga.

Tikus Sawah (Rattus argentiventer). Tikus merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar apabila tikus menyerang pada saat primodia. Tikus akan memotong titik tumbuh atau memotong pangkal batang untuk memakan bulir gabah.
Tikus menyerang pada malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah, pekarangan, semak atau gulma.

D. Hama pada fase pemasakan

Walang Sangit (Leptocorixa acuta).

Walang sangit merupakan hama yang menghisap cairan bulir pada fase masak susu. Kerusakan yang ditimbulkan walang sangit menyebabkan beras berubah warna, mengapur serta hampa. Hal ini dikarenakan walang sangit menghisap cairan dalam bulir padi. Fase tanaman padi yang rentan terserang hama walang sangit adalah saat tanaman padi mulai keluar malai sampai fase masak susu. Pengendalian bisa dilakukan dengan menggunakan regent, manuver, virtako dll

Tikus Sawah (Rattus argentiventer).

Tikus merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar apabila tikus menyerang pada saat primodia. Tikus akan memotong titik tumbuh atau memotong pangkal batang untuk memakan bulir gabah.
Tikus menyerang pada malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah, pekarangan, semak atau gulma.

Ulat Grayak (Armyworm).

Sebenarnya larva ulat grayak bisa menyerang tanaman padi sejak di persemaian sampai fase pengisian. Serangan akan parah saat musim kemarau dan tanaman kekurangan air. Pada fase ini biasanya ulat grayak menyerang tanaman padi dengan cara memotong malai padi sehingga akan membuat kerugian yang sangat besar.

Burung (Lonchura spp.).

Burung menyerang tanaman pada fase masak susu sampai padi dipanen. Burung akan memakan langsung bulir padi yang sedang menguning sehingga menyebabkan kehilangan hasil secara langsung. Selain itu burung juga mengakibatkan patahnya malai padi. Pengendalian hama burung bisa dilakukan dengan cara pengusiran dengan membuat ajir berwarna merah disekitar sawah atau dengan menggunakan tali-tali yang dikasih kaleng/ plastik atau dengan menggunakan jaring.

Cara Penanggulangan Hama Tikus seperti yang dikutip di web Portal.

Suaramerdeka.com– ( Kutipan) “Jika tanaman terus diserang hama tikus, maka mereka bisa mengantisipasi dengan memelihara burung hantu.
”Tyto Alba (burung hantu-red) sudah dikembangkan di Demak. Banyak petani dari Kalimantan dan Sulawesi tertarik mengadopsi cara pemberantasan hama tikus dengan burung hantu. Karena itu, petani Jateng juga diharapkan bisa memanfaatkan burung itu,” tandasnya. Tidak perlu membayar, burung hantu itu dapat diperoleh secara gratis di Demak. Petani tinggal membuat pagupon (rumah burung) di hamparan sawah.
Sebagaimana diketahui, petani dari 29 kabupaten se-Jateng menerima bantuan alat pertanian dari Menteri Pertanian Suswono di Desa Gringsing, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang. Alat pertanian yang telah diserahkan bupati/wakil bupati itu di antaranya berupa 1.219 traktor, 803 pompa air, tiga mist blower, 72 power sprayer, 2.786 hand sprayer, 157 power thresher, 59 combine harvester, 239 kompor tikus, dan delapan vertical drayer.

Selain itu, petani juga mendapatkan bantuan sarana produksi pertanian nonbenih berupa pupuk organik, anorganik, dan pestisida sebesar Rp 40,3 miliar. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jateng Aris Budiono menyatakan, bantuan alat pertanian itu amat positif untuk mendukung program surplus 10 juta ton beras tahun 2014. Jateng dengan luas lahan sawah 990,652 ribu hektare terus melakukan optimalisasi penggunaan areal untuk mencukupi kebutuhan pangan, khususnya beras.
Menurut dia, produksi padi tahun 2012 meningkat 8,59% atau 807.056 ton dibandingkan setahun lalu. Tahun ini, produksi padi mencapai 10.199.015 ton, sedangkan 2011 hanya 9.391.959 ton. Dinas Pertanian telah menempuh berbagai cara untuk meningkatkan produksi padi, yakni dengan gerakan tanam serentak, brigade tanam, proteksi, serta bantuan sarana produksi dan mesin pertanian. “

* Semoga Artikel Ini Bermanfaat Untuk Anda.
Artikulli paraprakManfaat Gandum
Artikulli tjetërJenis Merica / Lada dan Manfaatnya